Pergantian nama Twitter menjadi X oleh Elon Musk bukan sekadar perubahan logo, melainkan simbol pergeseran budaya digital yang lebih besar. Bagi Generasi Z (Gen Z)—kelompok yang mendefinisikan tren media sosial—platform teks yang dulunya menjadi "alun-alun kota" kini terasa bising dan melelahkan.

Sementara X (Twitter) berjuang dengan isu toksisitas dan perubahan algoritma yang agresif, Threads muncul sebagai alternatif yang menawarkan "ruang keluarga" yang lebih tenang. Pergeseran ini bukan hanya tentang aplikasi baru, tetapi tentang bagaimana Gen Z menuntut koneksi yang lebih otentik dan lingkungan digital yang tidak terlalu membebani.



Berikut adalah analisis mendalam mengenai tiga alasan utama Gen Z memimpin eksodus dari X (Twitter) ke Threads:


1. PENOLAKAN TERHADAP TOKSISITAS & POLITIK YANG MEMECAH BELAH

Budaya di X (Twitter) semakin didominasi oleh perdebatan sengit, politik ekstrem, dan tingginya tingkat ujaran kebencian. Gen Z, sebagai generasi yang sangat peduli pada kesehatan mental dan lingkungan online yang aman, mulai merasa lelah secara digital (digital exhaustion).

X: The Toxic Public Square

X beroperasi dengan mata uang konflik. Algoritma yang fokus pada engagement sering kali memprioritaskan postingan yang kontroversial, memicu perdebatan, dan memecah belah. Bagi Gen Z, ini adalah sumber energi negatif yang harus dihindari.

Threads: The Friendlier Vibe

Threads, yang berakar pada Instagram, mewarisi budaya yang lebih fokus pada visual, vibe, dan otentisitas ringan. Dengan koneksi bawaan dari follower Instagram mereka, Gen Z menemukan lingkungan yang isinya adalah lingkaran pertemanan atau kreator yang sudah mereka kenal baik. Threads terasa seperti block party bagi mereka yang membenci drama di X, menawarkan pengalaman teks yang "less spammy and toxic."


2. PRIORITAS PADA KOMUNITAS DAN "HUBUNGAN YANG NYATA"

Pada tahun 2025, Gen Z semakin menjauhi interaksi yang dangkal (clout is out) dan mencari komunitas serta koneksi yang lebih bermakna (community is in). Mereka ingin mengganti passive scrolling dengan partisipasi aktif.

X: Fokus pada Berita dan Figur Publik

X selalu menjadi tempat untuk breaking news, jurnalis, dan figur publik besar. Platform ini ideal untuk mengonsumsi informasi cepat, tetapi kurang memuaskan bagi mereka yang ingin membangun hubungan yang mendalam. Pengguna sering berinteraksi dengan orang asing atau brand, bukan teman.

Threads: Membangun "Niche Hives"

Threads mempermudah Gen Z untuk membawa komunitas niche mereka dari Instagram, seperti komunitas "Bookstagram" atau "Artstagram." Ini menciptakan hobby hives—kelompok minat khusus—yang memungkinkan koneksi didasarkan pada minat bersama (passion-powered friendships), bukan sekadar ketenaran.

Mereka bisa mendapatkan rekomendasi tepercaya dari teman, bukan dari algoritma iklan. Singkatnya, Gen Z di Threads memprioritaskan kualitas hubungan dibandingkan kuantitas follower.


3. KEMUDAHAN INTEGRASI DAN KONTEN YANG RELATABLE

Threads memiliki keunggulan terbesar: kemudahan onboarding yang didukung oleh ekosistem Meta.

Kekuatan Integrasi Instan

Dengan akun yang terhubung langsung ke Instagram, Gen Z tidak perlu memulai dari nol. Mereka bisa langsung memiliki follower dan feed yang relevan, mengatasi masalah "cold start" yang membuat banyak pesaing Twitter lainnya gagal. Ini sangat praktis bagi generasi yang menghargai efisiensi.

Fokus Konten yang Ringan dan Otentik

Konten di Threads cenderung lebih ringan, personal, dan relatable. Daripada analisis geopolitik yang serius di X, di Threads mereka berbagi mini-vlogs dalam format teks, jokes internal, atau momen kehidupan sehari-hari (little treat culture). Gaya komunikasi ini terasa lebih jujur dan spontan, selaras dengan nilai otentisitas yang dipegang teguh oleh Gen Z.


Kesimpulan: 

Dari Alun-Alun Kota ke Ruang Keluarga

Perpindahan Gen Z dari X ke Threads pada dasarnya adalah pencarian lingkungan digital yang lebih sehat dan sesuai dengan nilai-nilai mereka.

X menjadi terlalu publik, politis, dan memicu kecemasan. Sebaliknya, Threads menawarkan semi-privasi, komunitas berbasis minat, dan getaran yang lebih positif.

Tren di tahun 2025 menunjukkan Gen Z sedang berupaya mengelola digital exhaustion dan mencari koneksi yang lebih nyata—baik online maupun offline. Bagi mereka, Threads adalah jawaban teks untuk kebutuhan tersebut, menjadi ruang keluarga digital tempat mereka bisa menjadi diri sendiri tanpa harus terlibat dalam perdebatan online yang tak berujung.

Apakah Anda juga merasakan pergeseran ini di feed media sosial Anda? Bagikan opini Anda di kolom komentar!